Friday, August 30, 2013

'Dunia' engga selebar daun kelor

Kata2 ‘Dunia Engga Selebar Daun Kelor’ itu bukan kata2 sembarangan loh, artinya sebenernya luas banget dan bisa dibilang wise. Kata2 yang kayak pribahasa pasar ini punya banyak makna tergantung darimana kita ngeliatnya

Definisi mainstream dari salah satu website yang gw temuin ini adalah dimana pribahasa ini artinya 'menasehatkan pada kita agar tidak cepat putus asa dalam menghadapi suatu keadaan atau kegagalan, karena masih banyak pilihan lain.'

Peta Dunia

Daun Kelor

Bagi gw pribadi, ‘dunia’ itu engga harus dunia literally yang berarti dunia fisik di sekitar kita aja, tapi ‘dunia’ sendiri itu bisa berada di pikiran kita sendiri. Tiap orang pasti mempunyai ‘dunia’-nya masing2 didalam diri dan terutama otak mereka yang memiliki ribuan sel saraf sensorik ini. 

'Dunia' itu engga cuma sekedar apa yang ada dipikiran kita aja. 'Sebesar apa 'Dunia' kita itu tergantung dari sebanyak apa kita membaca, mendengar, melihat, merasakan, dan mengalami sesuatu hal. Kalo kita cuma melakukan hal2 monoton dan puas dengan hal2 itu2 saja, dan sudah terlalu terkonstruk oleh kondisi lingkungan yang ada, maka 'Dunia' kita hanya akan stuck disitu, tidak berkembang, stagnan, dan hanya akan menjadi selebar 'daun kelor'. 

Terus apakah udah gitu aja puas punya ‘Dunia’ yang hanya selebar daun kelor? Gw pribadi engga, sama sekali engga. Masih banyak hal yang pengen gw tau, gw liat, gw rasakan, dan gw jalani. Dan inti dari gimana caranya supaya ‘Dunia’ gw ini terus berkembang, berkembang, dan berkembang, adalah dengan cara kembali menjadi seperti anak kecil. 

Kembali menjadi seperti anak kecil yang gw maksud disini adalah kembali menjadi sosok yang selalu penasaran akan dunia, sosok yang selalu bertanya, sosok yang selalu pingin tahu ini itu, sosok yang gembira melihat perbedaan, perubahan, dan hal2 baru. Sosok yang masih memiliki ‘dunia’ yang polos dan belom terkonstruksi oleh apapun, bebas, luas, penuh warna.

Dan its not so bad to have a childish mind for a little bit, karena gini deh, jadi anak kecil itu sebenernya menyenangkan loh, anak kecil belom terkonstruk apa2 oleh apa yang didunia dan masih suka tenggelam di dunianya yang penuh dengan misteri2 yang membuat penasaran. 

Contoh paling simpel, cukup dengan ngeliat langit biru yang dipenuhi awan2 berbentuk aneh udah cukup untuk ngebuat anak kecil menjadi penasaran dan senang. Contoh lainnya adalah misalnya dilarang memegang sesuatu benda karena orang lain bilang panas, anak kecil akan terus mempertanyakan hal itu sampai akhirnya mencoba sendiri menyentuh apakah panas atau tidak, baru bisa menarik kesimpulan sendiri. 
Hal2 simpel seperti rasa penasaran itulah yang membuat ‘Dunia’-nya menjadi warna-warni, bukan hanya memiliki satu warna yang merupakan hasil konstruksi sekitarnya yang membuat rasa penasaran itu sedikit demi sedikit menghilang karena kepuasan cerita yang hanya didapat dari pengalaman orang lain.

'Dunia' yang ada didalam kepala lo itu punya lo kan? Masa sih puas kalo 'dunia' itu cuma hasil bikinan orang dan bukan hasil bikinan lo sendiri

Oke lagi2 gw ngalor-ngidul ngomong ini itu yang mendadak muncul dikepala gw, tapi yaudahlah ya daripada stuck dikepala doang mending gw tulisin disini, toh tulisan ini adalah hasil abstraksi dari ‘dunia’ gw sendiri

Dan ngepostnya juga diblog gw sendiri

No comments:

Post a Comment